FBS KARANGMALANG – Ruang perkuliahan adalah tempat yang semestinya paling egaliter sekaligus mendayakan. Para dosen harus membagi kekuasaannya di dalam kelas. Dengan cara demikian proses pembelajaran akan lebih mampu mencapai tujuannya yang paling esensial. Proses perkuliahan semestinya berpusat pada mahasiswa. Lebih dari sekedar himpunan ceramah demi ceramah, pembelajaran di kelas harus dapat mengaktivasi mahasiswa. Demikian beberapa pokok gagasan yang disampaikan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, pada pembukaan Workshop pengembangan Student Centered Learning yang diselenggarakan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta pada Rabu (1/11/2017) di Gedung PLA lantai 3.

“Tidak lagi zamannya dosen mendominasi penuh proses pembelajaran. Mahasiswa harus menjadi pusat dari seluruh aktivitas perkuliahan. Itulah sebabnya, saya sangat mendukung langkah FBS UNY untuk menyelenggarakan workshop ini,” ungkap Sutrisna Wibawa. Kegiatan workshop bertajuk “Menuju Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Aktivitas Mahasiswa (Student Centered Learning)” dihadiri seluruh dosen, staf administrasi, dan perwakilan organisasi kemahasiswaan di lingkungan FBS UNY.

“Kami libatkan seluruh dosen, staf administrasi, tendik, bahkan mahasiswa agar rencana implementasi Student Centered Learning (SCL) ini dapat berlangsung sinergis dan padu,” jelas Dekan FBS UNY, Widyastuti Purbani, di sela-sela workshop. Menurutnya, sebenarnya FBS UNY telah merintis pelaksanaan SCL. Banyak perkuliahan yang telah berbasis proyek dengan berporos pada aktivitas mahasiswa. Workshop diselenggarakan untuk menata dan merapikan seluruh rancangan SCL di FBS UNY.

“Para dosen hadir di dalam kelas bukan untuk unjuk kekuasaan, tetapi hadir untuk menggali kemampuan para mahasiswa,” ungkap Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed), yang bertindak sebagai pembicara utama sebelum diskusi per program studi dilangsungkan. Direncanakan semester genap 2018/2019, FBS UNY akan mengimplementasikan SCL di setiap program studi. [budi]