Yogyakarta – Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali menunjukkan komitmennya dalam pengembangan akademik berkelas dunia dengan menyelenggarakan agenda Visiting Professor yang berlangsung pada 16–23 Mei 2025. Program ini melibatkan tujuh program studi bahasa di lingkungan FBSB: Pendidikan Bahasa Jawa, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris, Pendidikan Bahasa Jerman, dan Pendidikan Bahasa Prancis.

Menghadirkan Dr. Kiki Juli Anggoro, Assistant Professor dari Walailak University, Thailand, program ini menjadi ajang pertukaran ilmu dan inspirasi lintas negara. Kiki Juli Anggoro merupakan akademisi yang dikenal luas atas kepakarannya dalam pembelajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing berbasis teknologi. Fokus risetnya mencakup kecerdasan buatan (AI), self-regulated learning, serta digital pedagogy.

Dengan pengalaman panjang dalam penelitian campuran (mixed-method study), Design-Based Research, Autoethnography, hingga desain instruksional, Kiki turut membawa perspektif global dan kekinian yang sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan bahasa di era digital. Rekam jejaknya dalam kolaborasi internasional dan publikasi akademik menjadikan kehadirannya sebagai Visiting Professor sebuah momentum berharga bagi sivitas akademika FBSB UNY.

Dalam salah satu sesi presentasinya, Kiki menyampaikan refleksi mendalam mengenai perjalanannya sebagai peneliti.

“Presentasi ini mencerminkan hubungan dan fokus saya yang terus berkembang dengan dunia riset, berangkat dari kebingungan dan tekanan, menuju makna dan pertumbuhan pribadi. Ini adalah pengingat bahwa di balik deadlines, penelitian seharusnya menghubungkan kita kembali pada hal-hal yang benar-benar penting. Ketika kita memilih topik yang benar-benar relevan, maka perjalanan riset menjadi lebih memuaskan dan prosesnya pun berjalan lebih lancar serta bermakna,” ungkapnya.

Kiki pun menegaskan bahwa Menulis akademik adalah proses berpikir kritis yang menuntut kejelasan, ketelitian, dan kedalaman analisis. Perjalanan riset sering kali dimulai dari kebingungan, diwarnai tekanan, namun berkembang menjadi proses menemukan makna dan arah yang lebih personal. Ketika peneliti memilih topik yang selaras dengan minat dan nilai pribadinya, tulisan akademik menjadi lebih otentik. Lebih dari sekadar memenuhi target publikasi, menulis akademik adalah cara untuk terhubung kembali dengan hal-hal yang benar-benar penting dalam dunia ilmu pengetahuan.

Program ini tidak hanya memperkuat jejaring akademik internasional, tetapi juga mendorong dosen dan mahasiswa untuk lebih terbuka terhadap pendekatan pembelajaran inovatif. Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan tinggi di Indonesia, khususnya UNY, terus bergerak dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman. Melalui kegiatan Visiting Professor ini, FBSB UNY menegaskan peran strategisnya dalam membentuk generasi akademisi dan pendidik bahasa yang kompeten, kreatif, serta mampu bersaing di kancah global.

(R. K. Herda)