Program Visiting Professor (VP) yang diselenggrakan oleh Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) UNY sejak April hingga Juni 2024 menorehkan kebermanfaatan yang nyata bagi fakultas. Upaya fakultas untuk menggaungkan bagian integral dalam peningkatan kualitas pendidikan tinggi di tengah pembelajaran abad 21 memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk memiliki perspektif baru dalam bidang akademik. Terlebih, FBSB kedatangan 9 orang profesor dari berbagai negara dan afiliasi sejak bulan April hingga Juni ini, diantaranya Li-Hsun Peng, Ph.D. (National Yunlin University of Science and Technology), Dr. Ahmar Mahboob (University of Sydney), Prof. Dr. Jeanette G. Dials (Mariano Marcos State University), Dr. Ibrar Bhatt (Queen's University Belfast), Prof. Madya Dr Mawar Safei (Universiti Kebangsaan Malaysia), Assc. Prof. Shei-chau Wang, Ed.D. (Northern Illinois University), Prof. Jui-Ching Wang, D.M.A. (Northern Illinois University), Vincent Tay (Western Sydney University), dan Prof. Jui-Che Tu (National Yunlin University of Science and Technology).

Kesembilan profesor tersebut memberikan materi apik dan relevan dalam waktu yang berbeda-beda untuk program studi tertentu di FBSB UNY sesuai dengan rumpun ilmunya, yakni di Pendidikan Seni Rupa (S1), Pendidikan Seni (S2), Pendidikan Seni Musik (S1), Pendidikan Seni Kriya (S1), Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (S1), Pendidikan Bahasa Inggris (S1, S2), dan Linguistik Terapan (S2).

Dalam hal ini, mahasiswa amat antusias mengikuti paparan materi yang disajikan karena kesempatan langka ini betul-betul dapat meningkatkan keterampilan dan wawasan global mereka untuk kebutuhan pendidikan.

“Program VP memberikan dampak positif bagi FBSB. Wawasan akademik tentu makin bertambah, dan ini sangat baik bagi dosen dan mahasiswa. Di samping itu, VP memberi kesempatan kita (FBSB UNY) untuk menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan universitas-universitas dari beberapa negara.” Tutur Zulfi Hendri, Wakil Dekan Bidang Riset, Kerja sama, Sistem Informasi, dan Usaha FBSB.

Perbedaan budaya dalam konteks multikultur pun menjadi daya tarik untuk setiap kunjungan profesor di FBSB. Dosen dan mahasiswa menjadi lebih mengenal dan menghargai perbedaan budaya. Mereka berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan dan sesi tanya jawab. Selain kebermanfaatan dalam ranah akademik, adanya program ini pun meningkatkan jejaring kerja sama antara FBSB dengan universitas-universitas dari berbagai negara terpandang.

Harapannya, kegiatan semacam ini akan terus berlanjut secara optimal untuk seluruh prodi di FBSB UNY agar makin memantapkan prestasi akademik dan update wawasan global bagi dosen dan mahasiwa. (Rozanah)